Menunggu
MENUNGGU…
Karya : Raissa W. Zaharah
Kelas : XI-IPA-2
"Malam
ku kelam...
Malam
ku suram...
Malam
yang tiada cahaya...
Malam
yang tiada kehangatan..."
Aku
duduk termanggu di bawah jendela sambil menatap lurus ke awan yang sudah mulai
menghitam.
Tampak bintang-bintang mulai hadir
untuk menghiasi langit-langit. Tidak adanya bulan malam itu. Malam itu tak
lengkap..
Aku
masih duduk termanggu sambil sesekali memperhatikan telepon genggam yang ku
pegang.
Tidak
ada tanda-tanda apapun disitu. Aku menghela napas dengan berat.
Kutekukkan kepala ku hingga menyentuh
lutut, dan kulingkarkan tanganku untuk memeluk badanku yang kedinginan.
Angin
masuk melalui jendela yang masih terbuka lebar. Ku kencangkan kembali lingkaran
tanganku,agar hangat..
Aku
tau, kalau aku menunggu seseorang yang tak pasti..
Aku tau, kalau dia takkan kembali..
Aku tau..!!
Tak
kusangka butir-butir bening mengalir di pipi-ku. Ku dongakkan kepalaku ke atas
dan menatap langit-langit.
Dan butir-butir bening itu semakin
deras mengalir.
***
1 Tahun yang lalu...
"PERHATIAN KEPADA SELURUH
PENUMPANG AGAR BERSIAP-SIAP KARNA SEBENTAR LAGI PESAWAT AKAN LEPAS LANDAS"
"Baik-baik
disana ya swaggy"
kata ku sambil mencium tangannya
"kalau
sudah sampai jangan lupa kabarin aku" lanjut ku
"iya
shawty, pasti. tunggu aku ya. Aku mencintaimu shawty" balas
nya
"pasti
swaggy. aku akan menunggu mu" ucap ku
Dia
mencium kening dan kemudian memeluk ku. Terasa sangat hangat...
Ini
adalah perjumpaan kami yang terakhir karna dia harus melanjutkan kuliah nya di
Amerika.
Di airport ini lah sebagai saksi bisu
tempat dimana kami melakukan janji.
Dan aku hanya bisa merelakan dan
menunggu kehadirannya kembali.
1
Tahun adalah waktu yang sangat lama.
Dan sudah 8 bulan kepergiannya,
hari-hari ku semakin suram. Tidak ada yang mewarnai setelah dia pergi.
Dan kami sudah kehilangan kontak sejak
3 bulan kepergiannya. Aku menunggu kabar darinya.
Namun, kabar yang ditunggu-tunggu tak
kunjung tiba.
Hingga
suatu pagi....
"neng,, ada surat nih" sapa seorang laki-laki yang memakai
seragam. Tampaknya dia utusan dari kantor pos, yang tugasnya mengantarkan surat.
"Dari
siapa?" jawab ku
"yah,
bapak kurang tau neng. disini tidak
tertera nama pengirimnya. Tapi, alamat nya neng" lanjut
bapak postman
"Dari
mana, pak ?" lanjut ku dengan mimik was-was
"hemp..
Amerika neng" sambung nya
Tanpa
pikir panjang, aku langsung merampas surat itu dari tangan si postman.
"makasiih
ya bapak " kata ku sambil berlari ke dalam rumah
meninggalkan bapak postman.
"yaa
neng.. samaaa-samaa !" teriak bapak itu
Aku
senang, ternyata dia mengirimkan kabar pada ku.
Walau hanya sepucuk surat yang dia
beri, tapi itu sudah cukup menghilangkan rasa rinduku.
Dengan perlahan, aku koyakkan kertas
amplopnya. Dan dengan hati-hati aku membuka lalu membacanya...
Dear
Fanya,
Bagaimana
Kabarmu ?
Aku
disini baik-baik saja.
Maaf lama tak mengabari mu.
Aku
sibuk.
Aku
harap kau mengerti.
Ada
sesuatu hal yang inginku katakan.
Aku
mencintai mu.
Aku menyayangi mu.
Tapi,
aku ingin hubungan kita harus berakhir disini.
Maafkan
aku fanya. Mungkin ini menyakitkan buat mu.
Tapi
aku harus melakukannya. Ada sesuatu hal yang tidak bisa aku jelaskan mengapa
aku melakukannya.
Kau
harus lupakan aku secepatnya.
Kau
harus kuat biarpun tak ada aku.
Aku
tidak ingin kau tersiksa lama.
Jaga
dirimu baik-baik.
Tangan ku bergetar, Aku tak kuasa. Dan
tetes air mata perlahan membasahi pipi.
Setelah beberapa lama kami tak jumpa,
inikah balasan nya terhadap ku ??
Rinduku yang tadi nya menggebu-gebu,
kini telah goyah. Rasa sakit kini kembali hadir.
Kenapa
dia menulis ini ??
Kenapa
dia lakukan ini kepada ku ??
kenapa ??
Aku membekapkan kepala dengan bantal
dan menangis.
Aku tidak akan bisa melupakan mu. Aku
tidak akan melupakan semua kenangan yang sudah kita lalui bersama.
Kau yang terindah..
Kau yang sudah membuat ku paham akan
arti cinta..
Kau yang sudah mendewasakan aku..
Aku duduk, dan mengusap air mata ku
dengan keduan telapak tangan ku.
Setelah beberapa lama aku menangis, itu
membuat ku letih.
Ku remas kuat-kuat surat dari nya dan
ku lemparkan asal.
“Sam,
aku tetap akan menunggu mu. Biar pun kau menyuruhku begitu. Aku akan tetap akan
mencintai mu” batinku.
Dengan sisa kekuatan ku, aku membalas
surat nya.
Dear
sam,
Have
a great life ahead.
Aku
engga pernah percaya pada kebetulan.
Tapi,
aku bersyukur jalur kita pernah bersinggungan.
Aku
akan tetap menunggumu.
And,
I thank God for you.
***
Ku
jalani hari-hari ku dengan tidak keberdayaan.
Waktu ku yang tersisa hanya untuk
menunggu kedatangannya.
Menunggu kehadirannya.
Tiap
malam aku selalu memandangi langit. Berharap ada bulan yang hadir untuk
menyinari nya. Kenyataannya tidak ada. Tidak ada cahaya dan tidak ada kehangatan.
“Cinta
ku kandas..
Cinta
ku mati…
Cinta
ku suram…
Cinta
ku kelam…
Aku
menunggu kehadiran cinta ku…
Sampai akhir hayat ku..
Di ruangan yang sempit dan gelap ini
lah sebagai saksi bisu tempat aku menunggu mu.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar